Pentingnya Berorganisasi dan ber-HMI apabila siap, jika tidak maka Jangan !!

Pentingnya Beroganisasi Dan Ber-HMI Sebagai mahasiswa sangatlah penting untuk ikut organisasi. Sebab dengan berorganisasi kalian akan mendapati berbagai ilmu bidang pengetahuan yang itu kalian tidak didapati didalam kelas. Dalam sudut pandang penulis, menjadi mahasiswa tidak hanya cukup belajar dikelas akan tetapi potensi yang dimiliki pemberian dari Allah Swt. haruslah digali dan diasah semaksimal mungkin. Salah satu alternatif yang menjadi suplemen penting sebagai penambah wawasan maupun keterampilan dalam segala hal ilmu pengetahuan tiap mahasiswa adalah dengan berorganisasi. Why? Karena dengan beroraganiasi menjadikan diri kalian dalam momentum penting untuk mengasah dan memperdalam ilmu pengetahaun dari berbagai bidang baik itu sosial, budaya, ekonomi, manajemen kepemimpinan, politik, dan lain sebagainya. Apalagi kita saat ini berada di era 4.0 dimana era yang menjadi sebuah beban moral dan tantangan besar yang harus mampu dijawab oleh para calon sarjana muda karena hanyalah kualitas dan keterampilan yang akan mengantarkan setiap individu menjawab ketatnya persaingan di era saat ini. Seorang mahasiswa membutuhkan ilmu kepemimpinan sosial yang tinggi dan keilmuan yang luas, serta relasi yang cukup. Semua itu bisa kalian dapatkan dengan berorganisasi. Tentunya didalam perguruan tinggi terdapat berbagai oraganisasi baik intra maupun ekstra. Organisasi intra seperti LPM, UKM Musik, dan sebagainya. Begitu pula organisasi ekstra seperti HMI, PMII, KAMMI, IMM, GMNI, dan lain sebagainya. Untuk organisasi intra cakupannya hanya sebatas dalam kampus sedangkan organisasi ekstra cakupannya lebih luas atau se-nasional. Namun disini yang akan dibahas oleh penulis adalah organisasi ekstra kampus yang memiliki historis terhadap sejarah kemerdekaan Indonesia. Terdapat latar belakang masing-masing terbentuknya organisasi ekstra yang tidak dapat dipisahkan pula terhadap sejarah bangsa kita. Sehingga dengan demikian sangat penting kiranya dengan berorganisasi untuk meningkatkan kecakapan kualitas dan keterampilan setiap calon mahasiswa baru. Namun dengan berorganisasi kalian tidak hanya cukup menjadi daftar nama anggota saja melainkan kalian dituntut untuk aktif, partisipatif, responsif dan adaptif bagaimana mengimplementasikan apa yang didapat dari organisasi yang kalian masuki dari hasil wawasan maupun pengalaman dalam berorganisasi. Setiap organisasi memiliki historis dan ideologi masing-masing. Disini penulis mencoba untuk mengenalkan salah satu organisasi yang kiprahnya luar biasa dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun disamping itu tulisan ini juga mengajak agar tidak masuk HMI jika hanya sekedar formalitas belaka yang ditampilkan tanpa adanya dedikasi yang gigih dalam perjuangan. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi tertua dan pertama kali lahir di Rahim negeri ini. Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi yang dihimpun oleh Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) Yogyakarta yang bernama Lafran Pane dan rekan perjuangannya. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan suatu organisasi yang bernafaskan Islam dan bersifat Independen atau bebas dan merdeka serta tidak tergantung dan memihak dengan kelompok atau golongan tertentu. Berdirinya organisasi ini? Sejak tahun 1947 setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 5 februari atau 14 Rabiul Awal 1336 H hingga sampai saat ini, menjadikan HMI sebagai organisasi tertua dan terbesar di Indonesia. Pasalnya organisasi ini didirikan dua tahun pasca Bung Karno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya 17 agustus 1945. Hingga hari ini HMI tetap eksis dengan eksitensi dan dedikasi nya dalam perannya baik itu di post-post pemerintahan, kampus-kampus Islam maupun Umum, tokoh masyarakat, Kiai, maupun hal yang mendasar yakni didalam keluarga. Tak ayal sebagai salah satu organisasi yang memiliki peranan penting untuk bangsa ini diharapkan mampu menjawab dan mengawal persolan yang menimpat umat dan bangsa seiring zaman semakin berkembang pesat. Organisasi yang memiliki tujuan mulia yakni terbinanya Insan Akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah Swt. sehingga Lantas mengapa penulis juga mengatakan jangan masuk HMI jika hanya sekedar formalitas belaka? Sebab, HMI didirikan bukan hanya sekedar menjadi tempat perkumpulan mahasiswa saja, bukan hanya dijadikan sebatas untuk menambah teman, tempat nongkrong semata maupun formalitas belaka. Apalagi hanya sekedar melihat para pejabat negara yang kebanyakan alumni HMI sehingga memiliki pandangan pragmatis dan dangkal pengetahuan dengan harapan akan diambil oleh mereka karena bagian dari keluraga HMI. Bersihkanlah pikiran kalian jika terlintas narasi demikian karena itu merupakan salah satu bagian dari penyerahan terhadap manusia seperti yang sudah dijelaskan di NDP HMI bab V, belum lagi jika berbicara idelogi HMI yakni Islam (Al-Qur’an dan Hadist). Namun masuk HMI lebih dari semuanya dengan niatan mengharap ridho Allah Swt dan memperbaiki diri sehingga memperbaiki umat dan bangsa dengan manisnya ilmu pengetahuan. Jika melihat kembali sejarah HMI, didirikan dengan tujuan yang sangat mulia bagaimana untuk mengangkat derajat masyarakat bangsa Indonesia yang berketuhanan serta peri kemanusiaan dan berkeadilan. Tiga butir itulah harus menjadi refleksi sendiri bagi kader HMI maupun calon kader HMI untuk mampu mengimplementasikan perjuangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa itu pula negara kita mengalami guncangan moral terhadap kemerdekaan serta adanya kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam. Maka tentu ini menjadi penghayatan khusus bagi kader HM maupun calon kader HMI bagaimana sebagai regenerasi berikutnya mampu merefleksikan semangat juang para pendiri HMI untuk umat dan bangsa dengan kualitas lima insan cita yang menjadi tujuan HMI yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi,yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Maka tak ayal bukan menjadi kesombongan jika HMI dikatakan sebagai anak kandung revolusi sekaligus anak kandung umat Islam utamanya indoensia pada umumnya. Maka saya katakan kepada kader HMI maupun calon kader HMI dengan selalu mengekspresikan spirit semangat perjuangan HMI yakni keislaman dan keindonesia dengan melukiskan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kekurangan hanyalah milik si penulis dan kelebihan hanyalah milik Allah Swt. Penulis Pengurus Komisariat Tarbiyah HmI IAIN Madura Kabid KPP, Hanafi (Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme