Psikomotorik ( Pendidikan )

Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda di dalam suatu ruangan kelas. kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik menjadi tantangan sendiri bagi seorang pendidik untuk mengembangkan potensi besar yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Dalam aspek pembelajaran kita mengenal istilah kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang menjadi aspek khusus yang melekat bagi setiap peserta didik. Aspek-aspek tersebut merupakan suplemen khusus yang tidak dapat dipisahkan dari kondisi jiwa setiap insan dari peserta didik itu sendiri. Setiap aspek tersebut memiliki cara perolehan masing-masing untuk meningkatkan kualitas daya bagi kondisi peserta didik. Cara pemerolehan tersebut bisa kita jumpai dalam proses pembelajaran didalam pendidikan yang melibatkan interaksi dari pendidik dengan peserta didik sebagai manifestisanya seorang tenaga pendidik. Pendidik memiliki peranan yang vital dalam sekolah bagaimana caranya transferling keilmuan mampu disalurkan dengan baik terhadap peserta didik. Sebagai pendidik, tentunya memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan nilai-nilai positif agar mampu diterapkan oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran ini terkait tentang 3 aspek, yang akan dibahas adalah aspek yang terakhir yaitu psikomotorik sebagai puncak yang dimiliki oleh peserta didik dan sebagai refleksi pemahaman si penulis tentang mata kuliah evaluasi pembelajaran yang tadi diterangkan oleh kelompok ke tujuh dan dikuatkan maupun diluruskan oleh dosen pengampu yakni Bapak Wahab. Tentu jika salah satu aspek tersebut hilang maka otomatis akan timpang. Selanjutnya lebih lanjut langsung membahas aspek psikomotorik dalam rangka agar tujuan menulis ini lebih mudah dipahami dengan pemahaman subjektif dan juga tentu yang lebih penting adalah kembali membuka materi terkait yaitu dengan belajar menulis pemahaman pribadi. Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan dalam bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajaran tertentu. Aspek psikomotorik juga bisa diartikan keterampilan yang dimiliki peserta didik melalui transisi kognitif dan afektif yang diekspresikan. Contohnya dalam mata pelajaran sejarah dimana didalamnya mengisahkan kisah inspiratif dari berbagai aktor tokoh bangsa dengan proses perjuangan sehingga kemerdekaan Indonesia yang dicapai. Didalamnya mengisahkan gerakan para Ulama, Kiai, Santri, tokoh-tokoh nasonalis seperti Bung Karno DKK. Kisah sejarah tersebut yang ditampilkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yaitu media proyektor yang ditampilkan oleh pendidik sehingga disana peserta didik akan berusaha memahami betul terkait isi sejarah yang ditampilkan dengan isi perjuangan para tokoh-tokoh yang menjadi kisah inspiratif didalamnya. Selepas peristiwa yang ditampilkan atau ditayangkan, peserta didik akan mampu memahami peran-peran oleh para tokoh yang dianggap memiliki jasa besar untuk kemerdekaan Indonesia sehingga nila moral disana ada yang bisa dipetik untuk mengekspresikan dirinya dengan terampil. Contoh meniru gaya pidato Bung Karno dimasa kemerdekaan Indonesia yang sungguh memiliki nada yang sangat lantang dan gestur tubuh yang ditampilkan oleh Bung Karno. Contoh lain seperti pendidik selepas menampilkan video peristiwa kemerdekaan Indonesia lalu kemudian pendidik membuat praktek drama dalam suatu kelompok. Kelompok tersebut dibuat dengan berjumlahkan beberapa anggota dan setiap anggota memiliki peran yang diambil dari tokoh sesuai fungsinya masing-masing dengan terampil menampilkan tindakan-tindakan yang dimiliki oleh para tokoh yang ditayangkan tersebut. Hal tersebut merupakan aspek psikomotorik dengan puncak yang terakhir setelah melawati transisi dari kognitif dan afektif yang dilalui oleh peserta didik. Sudjana (2009), mengatakan bahwa ada enam tingkat keterampilan, yaitu : Gerakan refleks, artinya keterampilan gerakan yang tidak sadar diekspresikan. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar seperti mulai terampil melukis peta dalam mata pelajaran geografi. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual. Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan dari sederhana hingga keterampilan lebih kompleks. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan suatu rangkaian perbuatan yang runut. Penyesuaian pola gerakan. Seperti kemampuan siswa menyesesuaikan terhadap situasi agar secara tepat dan akurat. Kreativitas merupakan sebuah gerakan yang lahir dari pengalaman, ide maupun imajinasi. Kekurangan hanyalah milik pribadi dan kelebihan hanyalah milik Allah swt.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme