Rene Descartes Tokoh Filsuf Abad Modern

Salah satu tokoh filsafat pada masa modern yang memiliki peranan penting dalam literatur sejarah filsafat dari abad klasik hingga modern adalah Filsuf Rene Descartes. Rene Descartes bukan hanya dianggap filsuf modern melainkan pun dianggap sebagai Bapak aliran filsafat Modern. Penting kiranya sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan untuk belajar berfikir dan berfikir serta merenungi apa yang telah terjadi. Apalagi sebagai pemuda yang masih memiliki jiwa dan spirit yang menggebu. Kali ini penulis mencoba dengan pemahamannya merefles hasil belajar filsafat Rene Descartes. Rene Descartes dianggap sebagai filsafat modern. Ia merupakan seorang tokoh filsuf dari rasionalisme, ia pun sebagai filosof yang ajaran filsafatnya sangat popular dan konsistensi karena pandangannya yang tidak pernah goyah tentang kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Akal dianggap sebagai tombak manusia dari wujudnya sebagai manusia itu sendiri. Segala sesuatu yang terjadi dan dapat dilihat dari panca indera, semuanya diragukan. Segala sesuatu yang terjadi dalam mempelajarinya haruslah menggunakan metode yang tepat agar hasilnya benar-benar logis. Salah satu metode yang urgent digunakan adalah metode keragu-raguan. Metode keragu-raguan ini tidak semerta-merta hadir langsung di kepala Rene Descartes melainkan melalui proses berfikir mendalam dengan meragukan segala sesuatu yaitu menyangsingkan segala-galanya yang terjadi dan dilihat dengan panca indera sehingga muncullah ide dengan metode keragu-raguan tersebut. Keragu-raguan ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimiliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran sampai yang sampai kini dianggapnya sudah final dan pasti. Misalnya, bahwa ada suatu dunia material bahwa saya mempunyai tubuh, kalau terdapat suatu kebenaran yang tahan dalam kesangsian yang radikal, itulah yang sema sekali pasti dan harus dijadikan dasar bagi seluruh ilmu pengetahuan. Cogito ergo sum: saya menyangsingkan, saya ada. Cogito ergo sum yang berasal dari kata latin ini berarti “Saya berfikir, jadi saya ada”. Akan tetapi, yang dimaksud ada disini oleh Rene Descartes adalah dengan menyadarinya bahwa saya sangsikan. Kesangsian secara langsung menyatakan adanya saya. Kesangsian ini merupakan pondasi dari kebenaran sebab kebenaran tak akan mampu dicapai apabila tidak diawali dengan keraguan. Dalam filsafat modern, kata “cogito” seringkali digunakan dalam arti kesadaran Cogito ergo sum itulah menurut Descartes suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal, betapa pun besar usahaku. Mengapa kebenaran ini benar-benar bersifat pasti? Karena saya mengerti itu dengan jelas dan terpilah-pilah. Jadi, hanya yang saya mengerti dengan jelas dan terpilah-pilah saja harus diterima sebagai benar. Itulah norma untuk menentukan kebenaran. (Juhaya S. Pradja, 2000 : 65). Pada prinsipnya, Descartes ingin menunjukkan kepada kita jalan menuju kepastian. Jalan itu adalah melalui keragu-raguan, yakni meragukan segala hal, dan kemudian mengambil sebagai aksioma apapun yang terbukti tidak dapat diragukan. Dalam sebuah karyanya yang berjudul “Rules ffor the Direction of the Mind,” Descartes berusaha menunjukkan bagaimana metodenya ini dapat diterapkan pada analisa mengenai dunia fisik. Pertama-tama, tentukanlah terlebih dahulu sifat-sifat dasar sederhana (simple natures) yang terdapat pada sebuah objek, yakni unit-unit yang sangat elementer dan aksiomatis dari sebuah objek. Sifat dasar yang sederhana adalah gagasan atau kesan yang jelas (clear) yakni makna yang diberikan secara langsung didalam pengalaman dan terpilah-pilah yakni makna yang tidak bisa diragukan dan dianalisis lagi lebih lanjut. Sumber utama kekeliruan itu muncul dengan menerima begitu saja gagasan yang jelas karena menerima gagasan yang jelas namun tidak dipilah-pilah sebagai sifat dasar sederhana yang telah diragukan namun tidak memadai. Semisal yakni kesan yang menyesatkan dari sebuah tongkat yang bengkok didalam air yang jernih misalnya, merupakan sebuah gagasan yang jelas tetapi masih tidak terpilah-pilah. “Bengkoknya” tongkat itu jelas, tetapi bisa saja diragukan, misalnya karena adanya pembiasan dalam air, padahal sebenarnya tongkat itu lurus. Itu merupakan fenomena gejala alam fisis. Rene Descartes tidak begitu saja menerima kebenaran dengan panca indera. Pada dasrnya, ia tetap bersikukuh bahwa semua yang dilihatnya harus diragukan kebenarannya, dan setiap yang terlihat jelas dan tegas harus dipilah-pilah hingga mendapat bagian-bagian yang kecil. Atas dasar aturan-aturan itulah, Descartes mengembangkan pikiran filosofinya. Dia juga sendiri meragukan apakah sekarang sedang berdiri menyaksikan realitas yang tampak dimatanya atau dia sedang tidur dan bermimpi. Sebagaimana ia meragukan dirinya apakah sedang sadar atau sedang gila. Keraguan ini sangat rasional, karena tidak ada perbedaan signifikan anatara kenyataan dalam bermimpi dan kenyataan ketika terjaga, karena gambarannya sama. Sebagaimana orang bermimpi bertemu kakeknya kemudian dalam ia benar-benar bertemu dengan kakeknya di dunia nyata. Juhaya S. Pradja (2000:66) mengatakan bahwa betapapun radikalnya keraguan Descartes ini, akhirnya ia pun mengakui bahwa disana, ada suatu hal yang tidak bisa diragukan, biar setan licik atau jin gundul yang berminat bernipunya. Yang dimaksudkan disini ialah bahwa aku yg sedang ragu-ragu menandakan bahwa bahwa aku sedang berfikir ini adalah sesuatu, dan mengingat bahwa kebenaran cogito ergo sum begitu keras dan meyakinkan, sehingga anggapan kaum skeptis yang paling hebat pun tidak akan menipu menumbngkannya, sampailah aku pada keyakinan bahwa aku dapat menerimanya sebagai prinsip pertama dari filsafat yang kucari. Penulis mencoba mengambil hikmah dari filsafat Rene Descartes bahwa kita diajarin untuk selalu berfikir mendalam atas peristiwa yang telah terjadi dengan mencari sifat-sifat dasar diamana sifat-sifat dasar tersebut akan mendekati esensi dari kejadian tersebut hingga kita mencari dan menemukan solusi jalan keluarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme