Etika Profesi dan 8 Keterampilan Mengajar

seorang guru pentingnya memiliki etika profesi dalam manifestasinya sebagai pendidik. Etika profesi merupakan hal yang sangat urgent dalam dunia pendidikan yang wajib dimiliki oleh pendidik sebagai sumber transferling ilmu yang ditularkan terhadap peserta didik. Sebelum membahas lebih jauh tentang etika Sebagai profesi kita harus memahami dua kalimat antara etika dan profesi. Apa etika dan profesi itu? Etika berasal dari istilah bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, kebiasaan, watak, perasaan, sikap, dsb. Sedangkan arti ta etha adalah adat kebiasaan. Menurut brooks (2007) etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki peniliaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan di dunia nyata. Menurut asumsi saya pribadi etika juga bisa diartikan perilaku yang di dasari dengan budi (pengetahuan) seperti mengutip perkataan Filsuf Socrates bahwa budi merupakan tahu yang didapat darin ilmu pengetahuan yang di ekspresikan di kehidupan yang nyata ini. Sedangkan profesi sendiri berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi bisa diartikan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia untuk meningkatkan kualitas dan kecakapannya sesuai bidang masing-masing. Profesi yang dimiliki oleh seorang guru berarti harus mampu diimplementasikan atas bidang pengetahuan yang sudah dikuasasinya yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Jadi, jika keduanya digabungkan etika profesi bisa berarti perilaku yang di dasari dengan budi (pengetahuan) dalam kelompok kerja tertentu yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi sesuai bidang masing-masing dan dibutuhkan oleh masyarakat. Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan professional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi bersama (Anang Usman, SH.,M MSi.) . Terdapat beberapa prinsip dalam etika profesi yang dimiliki diantaranya adalah : Tanggung jawab. Artinya harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasilnya dari proses yang dilalui. A. Keadilan. Artinya harus mampu mencerminkan nilai-nilai keadilan untuk semua masyarakat tanpa melihat status maupun latar belakang sesuai UUD 1945. B. Kompetensi. Artinya melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan. C. Professional. Artinya berperilaku dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sesuai bidang masing-masing dan memiliki keahlian di dalamnya. D. Otonomi . Artinya setiap profesional memiliki kewenangan dan kebebasan dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesi dan bidanganya. D. Integritas moral. Artinya kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam diri seseorang yg dilakukan dengan Istiqomah dan komitmen dalam profesinya. Seorang guru harus memiliki komitmen dan idealisme terhadap profesinya. Disamping etika profesi yang harus dimiliki oleh sebagai calon guru adalah guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar. Menurut Turney (1997) terdapat 8 keterampilan dalam mengajar diataranya : 1. keterampilan bertanya. Bertanya adalah bahasa verbal untuk meminta respon terhadap siswa baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi untuk mereflesikan kognitif siswa. Sebagai seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mampu peka terhadap kondisi peserta didik. Peka bisa diartikan mampu melihat kualitas setiap peserta didik yang ditampilkan di dalam kelas. dalam proses pembelajaran dan diwaktu-waktu tertentu guru harus merefleksikan pemahaman dari siswa dengan cara yaitu bertanya. Bertanya ini memiliki tujuan bagaimana untuk mengukur kondisi kognitif untuk siswa atas materi apa yang telah di sampaikan. Guru juga harus pandai menguasai keadaan dan memberikan stimulus maupun motivasi belajar untuk siswa. 2. Keterampilan memberikan penguatan. Penguatan adalah segala bentuk respon atas perilaku dan penyampaian guru yang di ekspresikan terhadap peserta didik. Bentuk respon yang digunakan oleh guru terdapat verbal maupun non verbal. Verbal dapat berupa memberikan penguatan motivasi maupun dorongan-dorongan tertentu. Verbal juga bisa berupa dalam bentuk pujian dan penghargaan-penghargaan tertentu agar siswa semakin semangat dalam belajar. Sementara non verbal dapat berupa bentuk gestur tubuh atau mimic yang ditampilkan dengan spirit yang sangat tinggi. Spirit tersebut bisa dilalui dengan pendekatan-pendekatan tertentu, kontak langsung dengan cara belajar lebih menyenangkan. 3. Keterampilan mengadakan variasi. Variasi dalam belajar mengajar sangat penting ditampilkan oleh guru. Guru harus peka melihat kondisi dari siswa dengan menggunakan model-model tertentu dalam pembelajaran. Disisi lain guru juga harus bervariasi menggunakan media pembelajaran yang ditampilkan disesuaikan dengan kebutuhan materi yang diperlukan. Tujuan tidak lain adalah untuk meningkatkan gairah semangat siswa semakin progresif dan tidak stagnan. Karena jika guru hanya berpatokan terhadap 1 variasi saja yang ditampilkan dalam proses interaksinya dengan peserta didik maka otomatis peserta didik akan merasakan kejenuhan dan merasa bosan. 4. Keterampilan menjelaskan. Menjelaskan adalah menyajikan informasi secara lisan dengan sistematika yang runut untuk menunjukan adanya korelasi dari yang satu dengan yang lain. Dalam menjelaskan guru harus mampu menguasi materi yang akan disampaikan dengan strategi belajar yang sudah ditentukan. Sehingga dengan demikian penjelasan yang disampaikan oleh guru mampu disimak dengan seksama dan merasa menyenangkan oleh siswa. 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Membuka pelajaran ialah usaha kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam KBM. Komponen keterampilan membuka pelajaran dapat meliputi : salam, doa, sapaan terhadap siswa, memberikan motivasi sebelum materi disampaikan, dan sebagainya. Sementara menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses pembelajaran. Sebelum KBM ditutup guru bisa memberikan kesimpulan materi atas yang telah disampaikan agar siswa mudah mamahami intisarinya. Guru juga bisa kembali memberikan motivasi terhadap siswa agar lebih gigih dalam belajarnya. Salah satu motivasi guru yang diberikan terahdap siswa bisa diiringi dengan oleh-oleh berupa PR. Jangan lupa diakhiri guru harus menutup dengan do’a yaitu ALHAMDULILLAH dan ditutup dengan salam. 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi yang interaktif dilaksanakan dalam model atau metode pembelajaran. Kelompok kecil dapat beranggotan 3 hingga 8 orang. Kelompok kecil ini juga sangat baik untuk menimalisir banyaknya peserta didik didalam ruangan kelas agar lebih efektif. Tujuan dari kelompok kecil ini adalah untuk meningkatkan emosional dan proses dinamika berfikir terhadap peserta didik. Disisi lain juga mampu meningkatkan nilai solidaritas, toleransi, maupu nilai demokratis dari siswa. 7. Keterampilan mengelolah kelas. Suasana belajar mengajar yang baik akan menunjang efektifitas dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menguasai diri dan menguasai dalam kelas. Guru harus mampu memperhatikan setiap sikap siswa yang diekspresikan. Sehingga guru dengan interaktif memberikan pendekatan-pendekatan tertentu apabila terdapat siswa yang sulit diatur. Dalam melaksanakan keterampilan mengelolah kelas, guru perlu memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal bersifat reprentif seperti kemampuan mengambil inisiatif serta mengendalikan pembelajaran. Guru juga harus memberikan respon positif terhadap siswa dengan bimbingan maupun pendekatan yang lebih harmonis. 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Jumlah siswa dalam bentuk pengajaran seperti berkisar 3 sampai 8 siswa untuk setiap kelompok kecil dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah dalam relative kelompok kecil akan memberikan ruang yang cukup dan perhatian yang optimal. Hubungan antara guru dan siswa juga ajkan berdampak lebih akrab dan harmonis. Secara peserongan juga ditandai dengan adanya hubungan interpersonal anatara guru dan siswa sehingga emosional siswa dan guru lebih kental. Siswa lebih mudah bertanya dan dibimbing oleh guru dalam proses pembelajaran. Itulah pemahaman penulis terkait etika profesi dan 8 keterampilan sebagai calon guru yg harus dimiliki. Kekurangan hanya terdapat terhadap si penulis dan kelebihan hanyalah terdapat kepada Allah Swt .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme