Mengenal takut, stress, cemas dan depresi dalam Filosofi Teras.
Mengenal takut, stress, cemas dan depresi dalam filosofi teras.
Dalam kehidupan ini manusia pasti akan berhadapan dengan berbagai masalah dalam hidup. Tidak satu pun manusia di muka bumi ini tidak pernah menjumpai dengan yang namanya “masalah”. Masalah merupakan suatu persoalan yang menjumpai hidup manusia yang harus dipecahkan. Dalam KBBI masalah didefinisikan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan; keluarga hendaknya diselesaikan oleh keluarga itu sendiri; rapat itu harus memecahkan- yang paling rumit. Dalam literatur dikehidupan ini setiap manusia memiliki keberagaman dalam mendapati masalah. Ada yang menjumpai masalah dari tingkat sedang hingga paling rumit. Namun semua masalah pasti akan terselesaikan, tergantung presepsi manusia bagaimana mengambil sikap dalam menjawab masalah. Masalah yang menjumpai manusia pasti akan berimplikasi terhadap psikologis secara personal masing-masing. Ada yang mengalami rasa takut, stress, khawatir, cemas, dan depresi. Di mulai dari rasa takut, rasa takut ini berarti ada sumbernya masing-masing seperti takut akan setan, takut akan ujian atau musibah, takut akan dosa bahkan takut akan neraka. Rasa takut demikian wajar dialami oleh psikologis setiap manusia karena pada esensinya manusia pasti akan menjumpai ujian dalam hidup. Ujian dalam hidup merupakan hal yang pasti dan dialami oleh setiap manusia. Ujian bisa disebabkan oleh perbuatan diri sendiri atau Tuhan yang sedang menguji hambanya sejauh mana ketakwaan yang dimiliki. Namun ujian tersebut bukan lantas kita bersikap pasrah diri apalagi berfikir negative secara terus-menerus sehingga stagnan ditempat tanpa mencari solusi jalan keluarnya. Sementara stress artinya “Tekanan” sesuatu yang mengganggu keseimbangan hidup kita. Stress dalam KBBI bisa didefinisikan gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Ada stress secara fisik maupun secara psikis. Kalau olahraga sampai kecapean itu stress fisik. Kalau mental, merasa exhausted atau kelelahan. Stress ada sumbernya dan sumbernya bertumpu terhadap masalah yang tidak bisa kita mempresepsikan dengan edukatif dan solutif. Jika stress meningkat terus, pada kondisi orang sudah tidak tahu stresnya datang dari mana, artinya dia sudah masuk fase cemas. Makin jauh lagi jika cemasnya dibiarkan, bisa menjadi depresi. Depresi ini awalnya dimulai dari perasaan cemas yang tidak bisa orang mengontrolnya dengan baik. Cemas menurut KBBI bisa di artikan risau hati (karena khawatir, takut); gelisah. Gangguan cemas itu tidak muncul secara tiba-tiba, seperti Survei (khawatir) itu. Orang menjadi cemas karena dia tidak bisa mengendalikan hidup di situasi ketidakpastian. Banyak orang yang awalnya cemas cemas biasa saja, merasa khawatir akan kehidupan kemudian tidak mendapat solusi dan dia menjadi depresi. Ada dua gejala penting depresi, pertama adalah mood yang sedih, lalu yang keduanya adalah putus asa, tidak ada harapan, hidup kok begini ajah. Kita harus berhati-hati dengan teman-teman yang berkata,” Hidup gue kok begini-begini ajah” karena itu menjadi salah satu pemicu utama awal depresi. Karena apa yang terucap oleh seseorang bisa menjadi refleksi dari hidup dia. Depresi dan cemas tidak berbeda jauh. Dan secara organ otak juga sama, karena obatnya pun sama. Dalam Filosofi Teras Henry Manampiring ilustrasi oleh Levina lesmana dengan pengantar DR. A. Setyo Wibowo dalam bukunya berjudul Filosofi Teras Filsafat Yunani-Romawi kuno untuk mental tangguh masa kini ada ungkapan sedikit namun penting untuk pembaca. Yaitu coba kenali sumber stresnya. Kalau kita merasa sedang berada dalam sebuah keadaan, kenali kenapa. Kalau kita bisa mengenali sumbernya, maka kita bisa melawannya. Catat hal-hal dalam hidup yang bisa atau pernah membuat kita bahagia. Misalnya olahraga, ngobrol, punya teman. Lalu, lalu lakukan aktifitas yang membahagiakan.
Komentar
Posting Komentar