Revitalisasi Semangat Juang Perkaderan Menuju Arah Juang HMI Kedepan
Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan
Puji syukur atas nikmat Allah Swt. dan baginda Rasulullah yang telah memberkati himpunan mahasiswa islam untuk terus hidup dan berkiprah di bangsa yang besar ini yakni bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar dan dihuni oleh penduduk mayoritas Islam tersebesar se dunia. Sehingga dengan demikian mampu umat islam itu sendiri mampu menjadi masyarakat penyejuk dengan kualitas insan cita yang dimiliki. Dunia pendidikan di negara kita sangatlah bertebaran di berbagai kota-kota di Indonesia. Khususnya dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi. Di dalam perguruan tinggi terdapat berbagai organisasi kepemudaan mahasiswa. Seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu sendiri dan masih banyak lagi yang belum disebutkan. Salah satu dari sekian banyaknya organisasi tentunya memiliki sejarah dan latar belakang masing-masing khususnya HMI itu sendiri yang mencoba penulis sebagai kader HMI kom. IAIN Madura melukiskan tulisan ke laptop terkait pengalaman Ber-HMI. HMI merupakan organisasi pertama sekaligus tertua yang masih aktif berkontribusi besar untuk peradaban bangsa Indonesia.
Didirikan oleh Lafran Pane di Yogyakarta pada 5 februari 1947, secara psikologis HMI telah melewati transisi menuju kematangan berfikir akademis. Dengan tujuan dibentuknya organisasi ini adalah terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyrakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah Swt. Didirikannya HMI tidak terlepas dari situasi sosial dan agama yang jumud pada masa itu. Sehingga situasi sosial dan agama yang mengarah terhadap keadaan bangsa ini dan keislaman itu sendiri sungguhlah miris sekali. Oleh karena tersebut semangat juang berdirinya HMI menjadi cikal bakal spirit terbentuknya organisasi ini dengan perubahan revolusi pada kala itu.
Namun seiring berkembangnya zaman semakin pesat dan arus globalisasi semakin berkembang secara pesat mampu memberi perubahan signifikan secara pola pikir dan karakter terhadap situasi sosial utamanya bagi kader HMI itu sendiri. Terutama berkaitan dengan tekhnologi yang sebenarnya berfungsi sebagai penunjang dalam aktifitas kebutuhan sehari-hari justru malah dengan demikian mampu memberikan perubahan pola pikir dan karakter yang mengarah terhadap sifat pragmatis dan apatis bagi sebagian besar bagi kader HMI dihari ini. Kader HMI yang sebenarnya memiliki peranan penting secara berkelanjutan dalam perjalanan untuk mengawal sejarah kehidupan berbangsa serta memiliki peran yang sangat vital untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di bangsa baik di pemerintahan dan masyarakat, justru malah jika dilihat hari ini masih minim peran vital HMI secara riil dan solutif untuk masyarakat. Kita lihat perkembangan HMI dari masa ke masa selalu menjadi napas zaman dan dianggap kelompok yang kaya akan kritik, imajinasi, serta berperan dalam setiap peristiwa di tengah perubahan masyarakat.
Justru hari ini kontribusi riil dan solutif tersebut dipertanyakan bagi kader HMI untuk masyarakat yang sebenarnya komisariat menjadi sumber suplemen penguatan yang terkonsep secara sistematis. Jangankan untuk masyarakat, mengabdi untuk HMI sebagai kader himpunan dikomisariat masing-masing khususnya komisariat IAIN Madura masih kurang optimal atau istilah familiarnya hari ini di Madura, Pamekasan adalah “Awangliwung”. Sehingga oleh karena itu untuk menghidupkan kembali nilai-nilai yang sudah mulai mati suri perlunya spirit untuk mengembankan amanah dari Pahlawan Nasional pendiri HMI yakni Lafran Pane dengan direfleksikan kembali dengan adanya “Revitalisasi Semangat Juang kader HMI Kedepan” khusunya HMI komisariat IAIN Madura. Apalagi pada tanggal 3 oktober 2019 Komisariat IAIN Madura untuk sejarah pertama kali nya mekar menjadi dua komisariat yakni Komisariat Tarbiyah dan Komisariat Insan Cita. Tentunya ini merupakan Berkah dan kinerja keras sendiri bagi Ketua Umum Abdul Adzim beserta kepengurusannya, para kader Himpunan, serta dorongan dan bantuan dari KA-HMI.
Mekarnya komisariat ini merupakan sebuah tantangan besar yang perlu dihadapi bersama untuk saling bersinergi dan menopang setiap kader Himpunan tanpa terkecuali. Artinya mekarnya dua komisariat ini menandakan kuantitas HMI semakin bertambah pesat di kampus IAIN Madura sehingga dibutuhkan untuk wadah agar lebih terspesifikkan sehingga konsisten di bidang keilmuan masing-masing. Oleh karena itu dibutuhkannya revitalisasi dan arah juang baru HMI kedepan dalam pertama kalinya mekar menjadi dua komisariat yaitu Tarbiyah dan Insan Cita. Tentunya arah juang baru HMI kedepan harus kembali ke Khittah NDP yang digagas oleh Ca’nur dengan menciptakan paradigma atau yang seperti menjadi budaya HMI dengan gigih untuk diekpresikan. Revitalisasi dan Arah juang baru ini tidak lain akan dibentuk di pengkaderan yaitu komisariat sebagai tombak dan awal pembentukan kader-kader HMI, bermutu atau tidaknya tergantung pada proses pengkaderan di komisariat HMI IAIN Madura itu sendiri.
Untuk mewujudkan kader berkualitas, komisariat harus mampu kembali , dengan semakin meningkatkan untuk mewujudkan tradisi aakademis yang kondusif untuk pengembangan kapabilitas dan mentalitas kader. Jadikan komunitas adalah kampus kedua setelah kampus formal yang kita masuki. Budaya akademis HMI yang sangat melekat diantaranya seperti membaca, berdiskusi, dan aksi kembali harus di hidupkan dan dipertontonkan. Kita jangan menunggu arahan untuk berbuat positif dan berharap pengayoman lebih terhadap senior. Senior merupakan manusia biasa yang memiliki karakteristik bervariasi seperti halnya dikatakan oleh KAHMI yakni Kanda Sulaisi. Senior tentu juga sibuk atau lebih peduli dengan subjetifitas masing-masing. Sehingga tak ayal sebagai kader Himpunan yang sejati dan diharap oleh Lafran Pane adalah bagaimana menciptakan kualitas SDM yang merdeka dalam berikir dan bertindak serta mandiri dalam berjuang. Oleh karena itu dengan adanya tulisan ini adalah sebagai bentuk kritik dan evaluasi, terutama terhadap pribadi ini atas refleksi Pelantikan Akbar dan Seminar ke HMI-an dengan tema “Revitalisasi Semangat Juang Perkaderan Menuju Arah Juang HMI kedepan” di pagi hari tadi. Kurang lebih nya mohon maaf atas kekurangan tulisan ini, kekurangan hanyalah milik si penulis dan kelebihan hanyalah milik Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar