Mengendalikan Persepsi Untuk Berjihad di Bulan Ramadhan di Tengah Pandemi Wabah Covid 19
Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di dunia. Ramadhan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw. Hari ini yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim se-dunia sudah tinggal menghitung satu/dua jari hari lagi, kurang lebihnya seperti itu.
Di lansir dari SURYA.co.id, Pemerintah Indonesia melalui kementerian Agama (Kemenag) akan mengumumkan 1 Ramadhan 2020 saat sidang isbat pada 23 april 2020. Artinya pada tanggal 23 april nanti terdapat rapat dari kemeneterian agama dengan pula dihadiri MUI akan segera menentukan bulan Ramadhan jatuh pada tanggal sekian. Jika dilihat dari perhitungan kalender masehi di Indonesia bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 23 april nanti.
Namun melihat salah satu ormas terbesar di Indonesia sudah ada yang menetapkan, yakni Muhammadiyah, dalam maklumat PP Muhamaddiyah, penetapan 1 ramadhan 1441 H/2020 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada Jum’at Kliwon, 24 April 2020. Tentu yang pasti bulan ramadahan tidak jauh dari tanggal tersebut.
Sidang isbat dari kemenag akan segera memutuskan tanggal jatuhnya bulan Ramadhan dan umat islam dengan suka cita harus siap menyambut bulan yang penuh berkah dan ampunan. Meskipun hari ini kondisi ditengah wabah COVID 19 sebagai tamu tidak di undang masih belum meningalkan bumi pertiwi ini, tidak ada alasan untuk seluruh umat Islam khususnya di Indonesia menyambut dengan suka cita dan rasa syukur akan dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh berkah.
Persepsi atas keimanan kita dalam menghadapi bulan Ramadhan di tengah COVID 19 menjadi senjata sebagai langkah aktualitas nyata kita untuk berjihad menjalani bulan Ramadhan diiringi pula upaya memutus rantai penyebaran COVID 19 seperti yang dianjurkan oleh pemerintah. Walaupun bulan Ramadhan kali ini selain penuh kegemberiaan namun disisi lain dirundung kesedihan akibat COVID 19 yg masih belum menjukkan tanda-tanda secara jelas akan pergi dari bumi pertiwi ini.
Tentu ini menjadi tolak ukur ketakwaan atas kesabaran kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt. bagaimana tetap berjihad dengan penuh rasa suka atas keridhoanNYA untuk mengahdapi bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan bagi kaum muslimin. Hal ini dibutuhkan pengendalian persepsi selaku sebagai umat Islam agar senantiasa menikmati ibadah bulan Ramadhan dengan rasa syukur dan nikmat. Persepsi yang mungkin awalnya sedih karena tamu COVID 19 masih belum hilang, kita atur dengan mengendalikan persepsi bahwa ini merupakan momentum jihad akbar dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan sekaligus berusaha dalam memutus rantai penyebaran Pandemi Wabah Covid 19 sebagai uji kualitas ketakwaan kita terhadap Allah Swt.
Di lansir dari SURYA.co.id, Pemerintah Indonesia melalui kementerian Agama (Kemenag) akan mengumumkan 1 Ramadhan 2020 saat sidang isbat pada 23 april 2020. Artinya pada tanggal 23 april nanti terdapat rapat dari kemeneterian agama dengan pula dihadiri MUI akan segera menentukan bulan Ramadhan jatuh pada tanggal sekian. Jika dilihat dari perhitungan kalender masehi di Indonesia bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 23 april nanti.
Namun melihat salah satu ormas terbesar di Indonesia sudah ada yang menetapkan, yakni Muhammadiyah, dalam maklumat PP Muhamaddiyah, penetapan 1 ramadhan 1441 H/2020 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada Jum’at Kliwon, 24 April 2020. Tentu yang pasti bulan ramadahan tidak jauh dari tanggal tersebut.
Sidang isbat dari kemenag akan segera memutuskan tanggal jatuhnya bulan Ramadhan dan umat islam dengan suka cita harus siap menyambut bulan yang penuh berkah dan ampunan. Meskipun hari ini kondisi ditengah wabah COVID 19 sebagai tamu tidak di undang masih belum meningalkan bumi pertiwi ini, tidak ada alasan untuk seluruh umat Islam khususnya di Indonesia menyambut dengan suka cita dan rasa syukur akan dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh berkah.
Persepsi atas keimanan kita dalam menghadapi bulan Ramadhan di tengah COVID 19 menjadi senjata sebagai langkah aktualitas nyata kita untuk berjihad menjalani bulan Ramadhan diiringi pula upaya memutus rantai penyebaran COVID 19 seperti yang dianjurkan oleh pemerintah. Walaupun bulan Ramadhan kali ini selain penuh kegemberiaan namun disisi lain dirundung kesedihan akibat COVID 19 yg masih belum menjukkan tanda-tanda secara jelas akan pergi dari bumi pertiwi ini.
Tentu ini menjadi tolak ukur ketakwaan atas kesabaran kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt. bagaimana tetap berjihad dengan penuh rasa suka atas keridhoanNYA untuk mengahdapi bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan bagi kaum muslimin. Hal ini dibutuhkan pengendalian persepsi selaku sebagai umat Islam agar senantiasa menikmati ibadah bulan Ramadhan dengan rasa syukur dan nikmat. Persepsi yang mungkin awalnya sedih karena tamu COVID 19 masih belum hilang, kita atur dengan mengendalikan persepsi bahwa ini merupakan momentum jihad akbar dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan sekaligus berusaha dalam memutus rantai penyebaran Pandemi Wabah Covid 19 sebagai uji kualitas ketakwaan kita terhadap Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar