Mengendalikan Persepsi


“Setiap manusia di muka bumi ini tidak akan pernah terhindar dari masalah baik berupa masalah pribadi, sosial, maupun masalah di dalam keluarganya. Masalah bisa hadir kapan saja dan dimana saja tanpa kita menginginkannya masalah tersebut hadir dalam kehidupannya. Hadirnya masalah akan memberikan dampak positif maupun negative di dalamnya. Epicetrus seorang Filsuf Stoa mengatakan masalah itu adalah netral, artinya tidak baik dan buruk tergantung persepsi seseorang dalam mengambil sikap. Masalah dikatakan buruk apabila persepsi seseorang juga buruk sehingga dengan demikian membuang waktu secara sia-sia tidak mau keluar dari masalah tersebut. Sebaliknya masalah bisa dikatakan positif apabila persepsi seseorang juga positif dalam menilai dan mengambil sikap. Semisal contoh mahasiswa terdapat masalah dengan nilai UAS nya yang dianggap rendah sementara nilai teman-teman yang lain dalam satu kelasnya diatas rata-rata semua.

“ Ini akan menjadi negative apabila persepsi terhadap nilai UAS tersebut mengatakan dirinya bahwa percuma belajar jika hasilnya jauh dari harapan atau sangat memalukan sekali. Persepsi tersebut akan memberikan tekanan secara psikolgis bahwa Mahasiswa tersebut akan enggan belajar lebih giat lagi karena beranggapan dirinya sudah belajar dan berusaha namun hasilnya rendah atau jauh dari harapan. Sebaliknya masalah tersebut bisa menjadi positif apabila di persepsikan secara positif  sehingga akan berdampak terhadap pembentukan karakter tangguh untuk dirinya. Misalnya Mahasiswa tersebut beranggapan bahwa nilai UAS tersebut meskipun rendah dan jauh dari harapan namun hal tersebut bisa dijadikan evaluasi untuk semakin meningkatkan kegiatan belajarnya agar peristiwa tersebut kembali terulang. Tentu ini tergantung persepsi dan interpertasi kita menilai masalah tersebut berupa baik atau buruk. Epicetrus mengatakan peristiwa tersebut berkenaan dengan hasil yang diperoleh adalah di luar batas kendalian kita.

Kita hanya bisa berupaya di dalam batas kendalian diri kita sendiri seperti dengan ikhtiar. Ikhtiar berada di dalam kendalian diri kita sementara hasil berada di luar kendali kita. Sama seperti halnya dengan kasus yang dialami oleh Mahasiswa tersebut hanya mengendalikan di dalam batas kendaliannya dengan ikhtiar semaksimal mungkin dan apabila hasil yang diperoleh penilaian dari dosen itu berada di luar kendalian kita. Kita terkadang pusing dengan masalah masalah kecil padahal masalah tersebut tergantung persepsi maupu interpertasi kita dalam mengambil sikap. Epicetrus sering mengatakan bahwa sumber sebenar-benarnya dari segala keresahan dan kekhawatiran kita ada dalam pikiran persepsi maupun interpertasi kita. Dalam Filosofi Teras, ada pemisahan antara apa yang bisa ditangkap oleh indra kita berupa persepsi maupun interpertasi tersebut. Kita sering gagal memisahkan keduanya. Pada umumnya, kita serta-merta memberikan interpertasi, penilaian,  dan pemaknaan dalam peristiwa yang di alami.  Peristiwa itu sendiri selalu netral, tetapi kemudian menjadi positif atau negative kerena interpertasi dan makna yang kita berikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme