Netheni Ngaji Bersama KPM Posko Pamolokan Angkatan Covid 19

Hari pertama KPM IAIN Madura angkatan 2017 di tengah wabah Covid 19 yang dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing peserta mahasiswa resmi di mulai pada hari rabu, 3 juni 2020. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang digelar di desa masing-masing  merupakan tekhnis yang di buat oleh Kampus karena dilaksanakan bertepatan pada masa situasi pandemic Covid 19 yang belum berakhir sehingga sesuai dengan waktu selama mahasiswa ber-transisi di dalam kampus kegiatan akhir dan wajib tersebut harus tetap dilaksanakan. Nama Posko Pamolokan yang bertempat di desa Pamolokan Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep merupakan salah satu tempat pengabdian yang dipilih oleh mahasiswa dari sekian banyak asal daerah sesuai dengan kecamatan masing masing Kota. Posko yang diberi nama Posko Pamolokan ini merupakan gabungan dari anggota KPM IAIN Madura yang beranggotakan 5 orang dan bertempat pengabdian di Desa Pamolokan. Dari ke lima anggota tersebut semuanya berasal dari prodi yang berbeda-beda diantaranya Hanafi (Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial), Winarsih (Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial), Sofwan (Pendidikan Agama Islam), Robert (Pendidikan Agama Islam) , dan Lely (Pendidikan Agama Islam).

Meskipun KPM yang dimintak secara mandiri oleh kampus, Rektor dan DPL memberikan keringanan terhadap mahasiswa untuk dapat melaksanakan KPM secara kelompok dalam satu Desa. Karena, mengingat sarana dan pra-sarana menjadi juga kendala bagi mahasiswa yang harus dipertimbangkan oleh kampus. Selain itu mengenai kesiapan maupun model pemberdayaan yang lebih taktis untuk mudah diterapkan apabila berkelompok karena dengan demikian dapat bertukar ide maupun gagasan untuk proker yang dibuat secara bersama. Sehingga dengan demikian lebih memudahkan terhadap mahasiswa dalam melaksanakan tugas kuliah pengabdian masyarakat di desa masing-masing/desa terdekat dari rumahnya. Mengingat KPM angkatan Covid 19 ini tidak seperti angkatan dari tahun-tahun sebelumnya yang melaksanakan kegiatan seperti biasa-nya yakni di desa orang lain secara kolektif dengan bimbingan DPL secara langsung di lapangan sekaligus sarana-prasarana yang sudah tersedia. Pada tanggal 3 juni 2020, KPM Posko Pamolokan melaksanakan kegiatan yang ke dua kali-nya yakni “Ngajar ngaji” atau bahasa Maduranya adalah “Netheni Ngaji” untuk anak-anak.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan selama satu minggu dalam satu bulan ke depan dengan sub kegiatan yang berbeda-beda. Kebetulan selama satu minggu ini rancangan kegiatan yang dipilih berdasarkan kesepakatan teman-teman adalah kegiatan “Netheni Ngaji”. Alhamdulillah, kami sangat di sambut dengan baik oleh pengasuh sekaligus sebagai Guru Ngaji yang bernama Bapak Zaini (nama panggilan) dengan Musholla yg dimilikinya bernama Musholla Bustanul  Jannah RT 02/RW 04 di desa Pamolokan. Kebetulan beliau juga alumni IAIN Madura namun pada waktu itu kampus masih bercabang dengan IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan hanya satu fakultas tarbiyah dan prodi PAI (Pendidikan Agama Islam). Di lain waktu beliau juga sedikit menceritakan selama menjadi mahasiswa IAIN tahun angkatan 1986-an dengan proses yang ditempuh selama masa perkuliahan-nya dalam sederet pengalaman yang diceritakan hingga beliau diangkat sebagai guru (sekarang ngajar di SMAN 2 Sumenep) guru PAI.

Pada hari ke dua KPM Posko Pamolokan di sambut pula dengan ceria oleh anak-anak yang ngaji di Musholla dari Bapak Zaini tersebut. Pada waktu berlangsung kegiatan “Netheni Ngaji” dari anggota kami membuat dalam kelompok melingkar dimana setiap lingkaran tersebut di sesuaikan antara teman laki-laki ngajar bagian laki-laki dan teman perempuan ngajar bagian perempuan. Tujuannnya untuk memudahkan kami mengkordinir mereka dalam melaksanakan kegiatan tsb. Selain itu, Bapak Zaini sebagai pengasuh juga memantau kami sekaligus sambil lalu juga ngajar anak-anak dengan bagi tugas bersama kami. Kegiatan netheni ngaji tersebut di mulai dari habis manghrib hingga menjelang shalat isyak dan shalat isyak bersama di Musholla tersebut. Adapun selain netheni ngaji kami juga berbincang-bincang seputar pendidikan selama mereka diliburkan dengan diganti untuk belajar secara mandiri/sekolah online di rumah masing-masing agar mereka tidak lupa belajar meskipun sekolah di lockdown oleh pemerintah karena permasalahan Covid 19 masih belum selesai . Alhamdulillah kegiatan pertama “Netheni Ngaji” berjalan dengan lancar, dan semoga ke depan harapan-nya selalu diberikan kemudahan dengan istiqomah meskipun hanya ini yang masih yang dapat dikerjakan, semoga dapat memberikan manfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme