Negeri yang sedang mengalami musibah & harapan penuh menyambut Bulan Ramadhan, COVID'19 segera terselesaikan

Negeri sedang mengalami musibah

Virus Corona atau seve acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SAR-CoV-2) 19, adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena COVID-19 yang menyebabkan gangguan pernafasan mampu membuat saluran pernafasan manusia terganggu bahkan hingga kematian. Infeksi akibat COVID-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China, pada akhir desember 2019. Penularan virus ini sudah merembet ke banyak negara, salah satunya Indonesia sebagai negara asia tenggara sebagai negara terbesar dengan jumlah penduduk nomor 5 se-dunia. Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang terinveksi COVID-19 tercatat 900 lebih orang positif Virus mematikan ini. diantaranya, 85 orang sembuh, 100 lebih meninggal dunia.

Tentu hal ini menjadi masalah serius yang harus diatasi oleh bersama, khususnya pemerintah karena virus COVID-19 konsekuensinya adalah hilangnya nyawa manusia apabila dibiarkan. Apabila memakan korban semakin meningkat, seperti negara Italia dengan total kasus 101.739 dengan kematian 11.591 jiwa, maka negara akan semakin mengalami kondisi cetar-cetir ditengah problematika dari berbagai sektor yang masih menjadi problem. Hal ini, tentu sangat tidak diinginkan oleh negara Indonesia apabila itu terjadi. Kemanusiaan menjadi aspek penopang utama yang harus dijaga dan dirawat agar roda penggerak suatu bangsa itu berjalan dengan baik sehingga dari berbagai sektor di suatu negara dapat terkendalikan sesuai fungsinya untuk upaya menciptakan kesejeahteraan bersama yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Melihat dari segi perekenomian sekarang akibat COVID-19, banyak para pekerja-pekerja dibidang ekonomi mengalami kemacetan karena dari berbagai lini seperti pabrik yang memperkerjakan karyawan, perusahaan yang memperkerjakan karyawan, hingga tempat-tempat yang lainnya yang menjadi sumber penghasilan ekonomi sudah dibatasi bahkan ditutup demi mempersempit penyebaran COVID-19, karena indikasi paling rawan dan berbahaya disebabkan dari interaksi yang melibatkan banyak massa. Penulis berpandangan bahwa semua yang terjadi ini adalah suatu ujian yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa terhadap manusia penghuni negara ini yang telah banyak melalaikan perintah-NYA dan keangkuhan serta kesombongan yang membuat lupa akan eksitensi sebagai manusia dimuka bumi ini.

Datangnya COVID-19 menjadi refleksi serius bagi masyarakat Indonesia mulai dari pemerintah, golongan atas, golongan menengah hingga golongan paling bawah agar selalu menjaga apa yang telah diperintahkan untuk merawat negara ini dengan moralitas yang dijunjung tinggi dengan diiringi oleh nilai-nilai ketuhanan yang melekat disetiap aktifitasnya. Negeri yang dikatakan sebagai mayoritas Islam terbesar didunia menjadi barometer bagaimana menjaga keseimbangan dengan segala perbedaan yang mewarnai dengan nilai-nilai ketuhanan atas pengabdiannya dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah Swt. Apalagi akhir april nanti, umat muslim akan menghadapi bulan penuh berkah dan ampunan dari-NYA yaitu Bulan Ramadhan.

Tidak bisa dipungkiri, apabila wabah COVID-19 masih belum teratasi dengan maksimal maka tentu segala sektor seperti penjulan konvensional mulai dari toko mall, pedagang pasar hingga penjual takjil akan sepi pengunjung karena yang pasti batas dan pengawasan pemerintah semakin ketat untuk menghindari segala aktifitas yang berpotensi semakin menyebarnya wabah COVID-19 seperti interaksi sosial yang mengakibatkan banyak massa. Yang jelas, bulan Ramadhan seperti biasanya yang sangat ditunggu dengan diiringi antusias masyarakat seperti suasana menikmati bukber bersama dengan keluarga di rumah family, rumah teman, hingga masjid akan terhalang dengan batasan interaksi yang mengakibatkan banyak massa. Belum lagi seperti pedagang masakan dan minuman yang siap saji untuk menu buka puasa, seperti di pinggir jalan-jalan raya, pasar sore, hingga pedagang lainnya akan sepi pengunjung demi u/ keselamatan masyarakat dalam mencegah penyebaran wabah COVID-19.

Lain lagi, dimalam harinya yang biasanya masyarakat banyak keluar rumah pada waktu habis terawih/tadarusan untuk mencari menu saur di pedagang” nasi/lauk dipinggir jalan sekaligus menikmati momen bersantai di malam hari bersama keluarga, family teman dan menikmati indahnya jalanan dengan keceriaan masyarakat sekaligus mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggema dimana-mana baik dari musholla hingga masjid akan terasa hening karena situasi dan kondisi masih dianggap belum aman. Tentu hal ini tidak diharapkan, dan pasti harus dijadikan bahan renungan dan refleksi bersama ditengah COVID-19 masih melanda negeri Indonesia.

Kita ingat kepada Tuhan sebenarnya tidak harus menunggu musibah datang dari Tuhan, namun senantiasa sadar akan fungsinya sebagai manusia, seperti Ca’nur mengatakan bahwa manusia diikat janji primodial sejak lahir bersama Tuhan. Semoga ini menjadi bahan renungan bersama baik pemerintah sebagai manifestasi masyarakat hingga setiap warga untuk berfikir hikmah apa dibalik musibah ini yang dapat dipetik.

Semoga musibah ini akan segera berakhir agar masyarakat dapat menjalankan aktifitas berkenaan dengan duniawi dan ukhrawi dengan baik, khususnya umat Islam yang sebentar lagi akan memasuki Bulan Penuh Berkah dan Ampunan. Semoga kita semua dapat berjumpa dengan keadaan sehat jasmani dan rohani. Segala yang baik datangnya dari Allah dan segala yang buruk datangnya dari kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme