Dampak Liburan Yg Diperpanjang Akibat COVID 19, Mahasiswa Tips A Sebagian Merasa Galau
Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2, pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada desember 2019. COVID 19 ini telah menyebar ke berbagai negara dunia, termasuk Indonesia. Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia terus bertambah. Akibat terjadinya COVID 19 yang terus bertambah ini, berdampak pula terhadap dihentikannya proses pembelajaran didalam kelas khususnya dalam hal bertatap muka. Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak penyelenggara pendidikan baik didalam sekolah mulai tingkat SD hingga SMA maupun Tingkat Perguruan Tinggi, demi dalam menyelamatkan dan menghindari terjangkitnya COVID 19 agar tidak semakin meluas di Indonesia khususunya diberbagai daerah dari yang sudah positif terpapar COVID 19 maupun daerah yang masih belum terpapar COVID 19 dengan tujuan untuk menjaga kondisi kesehatan masyarakat.
Tentu hal ini merupakan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menghindari COVID 19, seperti indikasi terjadinya pada saat melibatkan massa yang banyak. Hal tersebut membuat sekolah hingga perguruan tinggi diliburkan oleh pihak-pihak penyelenggara pendidikan dimulai dari tinggkat SD hingga Perguruan Tinggi. Salah satunya yang dialami oleh kampus IAIN Madura-tingkat Perguruan Tinggi. Perlu diketahui, IAIN Madura telah mengeluarkan surat edaran terkait COVID 19, bahwa kampus diliburkan mulai dari tanggal 17 maret hingga 5 april (sesuai kondisi). Hal tersebut, membuat seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan melalui media online. Tentu dampak diliburkannya kampus, bukan malah menjadi kegembiraan oleh mahasiswa, khususnya Mahasiswa Tadris IPS A / 6.
Mengapa hal tersebut bukan menjadi kegemberiaan bagi mahasiswa TIPS A / 6? Hal tersebut ditandai dengan kegalauan mahasiswa TIPS A semester 6 dikarenakan tidak dapat menikmati proses perkuliahan secara maksimal serta tatap muka bersama, baik bersama teman-teman se-mahasiswa, hingga dosen pengajar, sekaligus seluruh kegiatan akademik maupun non akademik didalam kampus. Belum lagi sistem secara online yang diberikan terhadap mahasiswa dinilai kurang maksimal, karena esensi dari perkuliahan kurang didapat.
Disisi lain mahasiswa dituntut untuk selalu upadate memiliki kouta paket yang tentu hal tersebut membutuhkan biaya tambahan bagi mahasiswa. Hal ini bagi penulis, merupakan suatu problem yang perlu dijawab oleh pihak penyelenggara khususunya kampus, bagaimana sistem secara online harus dapat semaksimal mungkin memberikan esensi dari hasil perkuliahan yang bisa didapat secara maksimal. Tentu penulis beranggapan, bahwa hal tersebut dibutuhkan kreatifitas bagi tenaga pendidik agar bagaimana seharusnya sistem secara online ini dapat memberikan output yang maksimal terhadap proses pembelajaran mahasiswa.
Seperti halnya dapat membuat mahasiswa menghasilkan prodak tertentu, sebutlah sistem secara online yang digunakan yang mampu membuat mahasiswa menghasilkan seperti prodak video youtube, publikasi hasil presentasi yang nantinya dikemas secara tulisan, serta yang lainnya untuk dapat dipublikasikan menjadi nilai positif, edukatif maupun solutif terhadap publik. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah metode secara online yang dirancang oleh pendidik seperti menggunkan aplikasi namun dapat memberikan kenyamanan sekaligus peningkatan dari segi intelektual mahasiswa agar tidak semakin menjadi kering kapasitas intelektual yang dimiliki melainkan dapat terus membasahi intelektual mahasiswa.
Disisi lain, mungkin nilai moral dan barokah yang didapat semakin berkurang akibat sistem pembelajaran secara online, apabila hal tersebut tidak dapat dimaksimalkan dengan baik. Karena mengapa? melalui sistem pembelajaran secara online ini dosen dengan mahasiswa tidak dapat berinteraksi secara langsung. Tentu psikomotorik dari seorang dosen dan mahasiswa tidak dapat terhubung bersama secara langsung. Maka, hal ini sangat dibutuhkan atas kerja sama yang ekstra antara dosen dengan mahasiswa. Namun tekanannya disini, penulis lebih menekankan terhadap dosen, bagaimana seorang dosen harus dapat memberikan metode yang tepat dan maksimal agar ouput hasil pembelajaran terhadap mahasiswa tidak sia-sia.
Apalagi di era digitalisasi saat ini terus berlanjut, tentu tantangannya semakin kompleks terhadap persoalan-persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama, terlebih mahasiswa sebagai estafed penerus bangsa yang hari ini saya kira itu sendiri mulai goyah apalagi menyangkut persoalan umat dan bangsa. Semoga dengan adanya kendala virus COVID 19, dapat segera teratasi agar dunia pendidikan dapat maksimal menyelenggarakan proses pembelajaran dengan intelektualis, interaktif dan solutif.
Kekurangan hanyalah milik kami dan kelebihan hanyalah milik Allah Swt.
Tentu hal ini merupakan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menghindari COVID 19, seperti indikasi terjadinya pada saat melibatkan massa yang banyak. Hal tersebut membuat sekolah hingga perguruan tinggi diliburkan oleh pihak-pihak penyelenggara pendidikan dimulai dari tinggkat SD hingga Perguruan Tinggi. Salah satunya yang dialami oleh kampus IAIN Madura-tingkat Perguruan Tinggi. Perlu diketahui, IAIN Madura telah mengeluarkan surat edaran terkait COVID 19, bahwa kampus diliburkan mulai dari tanggal 17 maret hingga 5 april (sesuai kondisi). Hal tersebut, membuat seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan melalui media online. Tentu dampak diliburkannya kampus, bukan malah menjadi kegembiraan oleh mahasiswa, khususnya Mahasiswa Tadris IPS A / 6.
Mengapa hal tersebut bukan menjadi kegemberiaan bagi mahasiswa TIPS A / 6? Hal tersebut ditandai dengan kegalauan mahasiswa TIPS A semester 6 dikarenakan tidak dapat menikmati proses perkuliahan secara maksimal serta tatap muka bersama, baik bersama teman-teman se-mahasiswa, hingga dosen pengajar, sekaligus seluruh kegiatan akademik maupun non akademik didalam kampus. Belum lagi sistem secara online yang diberikan terhadap mahasiswa dinilai kurang maksimal, karena esensi dari perkuliahan kurang didapat.
Disisi lain mahasiswa dituntut untuk selalu upadate memiliki kouta paket yang tentu hal tersebut membutuhkan biaya tambahan bagi mahasiswa. Hal ini bagi penulis, merupakan suatu problem yang perlu dijawab oleh pihak penyelenggara khususunya kampus, bagaimana sistem secara online harus dapat semaksimal mungkin memberikan esensi dari hasil perkuliahan yang bisa didapat secara maksimal. Tentu penulis beranggapan, bahwa hal tersebut dibutuhkan kreatifitas bagi tenaga pendidik agar bagaimana seharusnya sistem secara online ini dapat memberikan output yang maksimal terhadap proses pembelajaran mahasiswa.
Seperti halnya dapat membuat mahasiswa menghasilkan prodak tertentu, sebutlah sistem secara online yang digunakan yang mampu membuat mahasiswa menghasilkan seperti prodak video youtube, publikasi hasil presentasi yang nantinya dikemas secara tulisan, serta yang lainnya untuk dapat dipublikasikan menjadi nilai positif, edukatif maupun solutif terhadap publik. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah metode secara online yang dirancang oleh pendidik seperti menggunkan aplikasi namun dapat memberikan kenyamanan sekaligus peningkatan dari segi intelektual mahasiswa agar tidak semakin menjadi kering kapasitas intelektual yang dimiliki melainkan dapat terus membasahi intelektual mahasiswa.
Disisi lain, mungkin nilai moral dan barokah yang didapat semakin berkurang akibat sistem pembelajaran secara online, apabila hal tersebut tidak dapat dimaksimalkan dengan baik. Karena mengapa? melalui sistem pembelajaran secara online ini dosen dengan mahasiswa tidak dapat berinteraksi secara langsung. Tentu psikomotorik dari seorang dosen dan mahasiswa tidak dapat terhubung bersama secara langsung. Maka, hal ini sangat dibutuhkan atas kerja sama yang ekstra antara dosen dengan mahasiswa. Namun tekanannya disini, penulis lebih menekankan terhadap dosen, bagaimana seorang dosen harus dapat memberikan metode yang tepat dan maksimal agar ouput hasil pembelajaran terhadap mahasiswa tidak sia-sia.
Apalagi di era digitalisasi saat ini terus berlanjut, tentu tantangannya semakin kompleks terhadap persoalan-persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama, terlebih mahasiswa sebagai estafed penerus bangsa yang hari ini saya kira itu sendiri mulai goyah apalagi menyangkut persoalan umat dan bangsa. Semoga dengan adanya kendala virus COVID 19, dapat segera teratasi agar dunia pendidikan dapat maksimal menyelenggarakan proses pembelajaran dengan intelektualis, interaktif dan solutif.
Kekurangan hanyalah milik kami dan kelebihan hanyalah milik Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar