Menjadi Mahasiswa Baru dengan Berorganisasi dan Selektif Memilih

Menjadi mahasiswa sangat di damba-dambakan oleh kebanyakan orang. Dari berbagai golongan di strata sosial baik golongan atas hingga golongan paling bawah berlomba-lomba untuk dapat menyekolahkan putera-puterinya demi bisa mengenyaman pendidikan tinggi meskipun mereka sebagian besar berasal juga dari golongan menengah ke bawah bahkan kurang mampu secara ekonomi namun tetap tidak menjadi alasan bagi ke dua orang tua untuk tetap menyekolahkan anak ke pendidikan lebih lanjut demi harapan masa depan diperoleh lebih cerah dari kedua orang tua. Pada intinya pendidikan merupakan wadah untuk merekontruksi diri manusia menjadi manusia yang luhur, arif, berbudi pekerti dan memiliki pola pikir maju serta dinamis dalam segala perkembangan zaman. Menjadi mahasiswa terutama bagi mahasiswa baru merupakan salah satu bukti gelar akademis yang akan disematkan kepada diri mereka sebagai maha-diatas-siswa. Tetapi bukti tersebut tidak akan cukup apabila maha-diatas-siswa hanya menjadi simbol belaka tanpa rekontruksi pengembangan diri yang diupayakan oleh mahasiswa baru sebagai penggerak perubahan. Karenanya di dalam kampus tanggung jawab moral lebih berat ketika menyandang status mahasiswa dibandingkan dengan mereka yang non mahasiswa atau siswa. Makanya di dalam kampus berbeda dengan sekolah tingkat menengah ke bawah dimana perbedaan itu salah satu yang urgent adalah cara belajar mereka yang lebih koherensif, lebih tinggi dan lebih spesifik. Selain itu terdapatnya beberapa banyak macam oraganisasi yang tidak hanya menujunjang keilmuan masing-masing melainkan lebih dari itu merupakan salah satu indikator suasana hangat akan intelektual di kampus.
Makanya kesempatan dalam berorganisasi bagi mahasiswa terutama mahasiswa baru merupakan kesempatan yang sangat besar untuk dapat mengembangkan keilmuannya. Organisasi sendiri hanyalah merupakan alat untuk mengembangkan wawasan sekaligus pengalaman diri yang akan dikonstruk terutama bagaimana menjadi leadership sebagai pemimpin yang bukan hanya untuk memimpin diri sendiri melainkan tanggung jawab masyarakat dalam membuat perubahan baik dari skala kecil hingga skala lebih besar. Karena mereka nantinya akan kembali terjun ke dalam masyarakan dengan membawa misi perubahan di dalamnya. Setiap masing mahasiswa pasti memiliki jiwa-jiwa kepemimpinan , namun tidak semua mahasiswa memiliki kemauan untuk merekontruksi potensi jiwa kepemimpinan yang dimiliki (leadership).

Makanya, organisasi hadir sebagai wadah bagaimana dapat merekontruksi potensi yang dimiliki mahasiswa dalam leadership-nya baik yang dimiliki meliputi kecerdasan intelektual, emosional, maupun spiritualnya. Karena di dalam organisasi tidak hanya berpola menjadi satu dengan membahas sesuai jurusan mahasiswamasing-masing namun lebih kompleks dari itu. Misalnya di dalam kelas kita berada di prodi Bahasa Indonesia namun di dalam organisasi kita tidak hanya sebatas belajar seputar prodi bahasa Indonesia yang digeluti namun lebih kompleks dari itu terutama peran dan tugas dari mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesadaran yang sangat peting bagi mahasiswa untuk dapat proaktif terhadap kepentingan umat dan bangsa. Karena menjadi mahasiswa merupakan langkah awal yang besar mengantongi diri dengan nuansa keilmuan yang berkewajiban untuk diimplementasikan.

Organisasi kemahasiswaan sendiri terdapat banyak di dalam kampus seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan masih banyak lagi organisasi yang belum disebutkan diatas. Semua organisasi yang disebutkan barusan pada intinya adalah baik dan memiliki historis dalam sejarah masing-masing terhadap sumbangsih nyata bagi bangsa Indonesia hingga sekarang. Menjadi aktivis di dalam organisasi bukan lantas meninggalkan kewajiban kuliah, namun sebagai bekal tambahan keilmuan untuk bertarung dalam mengasah intelektual terutama ketika aktif atas kewajibannya dalam menggali diri di dalam kelas. Karena di dalam organisasi nantinya akan dilatih bagaimana juga berbicara dengan retorika yang baik, tenang dan tidak gugup di dalam kelas. Dan yang paling penting bagi anak organisasi adalah tidak asal berbicara kecuali dengan refrensi, logis, maupun berdasarkan pengalaman-pengalaman lainnya dalam mengenyam keilmuan yang dilalui. Lalu jika ada pertanyaan, organisasi apakah yang harus diikuti bagi mahasiswa baru? Bagi mahasiswa baru tentunya sangat penting untuk selektif dalam memilih organisasi agar mereka memilih organisasi tidak hanya sekedar ikut-ikut-an teman atau hasil doktrinan dari senior melainkan atas dasar pilihan sendiri dan sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan analisis pengetahuannya, hati nurani, dan selera mereka masing-masing. Karena setiap individu dalam memilih organisasi akan bertanggung jawab terhadap pilihan diri masing-masing bukan orang lain yang bertanggung jawab atas diri kita meskipun pada esensinya semua organisasi adalah baik. Karena bagi mahasiswa yang resmi dikader dalam setiap organisasi akan memikul amanah yang besar dalam memperjuangkan tujuan dari organisasi tersebut.

Kecintaan di dalam beroganisasi sangat perlu dimiliki oleh setiap kader baru karena kecintaan terhadap organisasi yang mereka geluti akan memberikan dampak yang proaktif dan tidak apatis dalam memperjuangkan tujuan organisasi walau bagaimanapun keadaannya. Rasa cinta dan rasa milik dalam berorganisasi sangat dibutuhkan bagi setiap kader baru apalagi bagi mereka kader yang telah menjadi senior lama di dalam organisasi tersebut. Tidak jarang bagi anak-anak organisasi mengalami pergulatan konflik terutama konflik internal di dalam organisasi, namun hal tersebut bukanlah konflik negative yang dimaksud melainkan konflik positif yang dapat diarahkan untuk membuat sitruman terhadap pendewasaan bagi setiap kader dan bagaimana mereka mengatasi konflik dalam memecahkan masalah (problem solving). Dengan demikian tujuan dari organisasi akan selalu termaktub terhadap setiap diri kader yang bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri melainkan lebih dari itu untuk masyarakat adil makmur. Maka dari itu selektiflah dalam memilih organisasi karena tidak ada paksaan untuk ikut organisasi apapun namun setiap kaum akademis bagi mahasiswa terutama mahasiswa baru sebagai individu tunggal memikul tanggung jawab masing-masing atas pilihannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revitalisasi semangat juang perkaderan menuju arah juang hmi kedepan

Awas Bucinisme